Friday, January 13, 2012

KORAN API TERBANG


(21 Oktober 2011)
Koran api terbang?? Maksudnya gimana ya?? Emang bisa ya?? Pasti penasaran ya?? Gini nih penjelasannya…
Pertama kita siapkan alat dan bahannya.
1.      Koran bekas (2 lembar atau lebih)
2.      Korek api
3.      Selotape/doubletape/lem kertas
Sudah disiapkan bahan-bahannya? Oke, kalau sudah sekarang kita mulai percobaannya.
1.      Siapkan satu lembar koran ,lalu lipat Koran tersebut sehingga ujung dari koran tersebut menjadi ada ditengah.
2.      Rekatkan ujung Koran tadi dengan selotape/doubletape/lem kertas.
3.      Jadilah Koran yang berbentuk seperti bantal yang siap dibakar/diterbangkan.
4.      Siapkan lembar Koran yang lain dan gunting atau sobek kertas Koran tersebut menjadi beberapa bagian. Lalu gulung kertas Koran tersebut sehingga menjadi seperti bentuk obor.
5.      Setelah siap semuanya, sekarang kita mulai membakarnya.
6.      Taruh kertas Koran yang sudah dibentuk menjadi bantal, lalu bakar ujung kertas Koran tersebut dengan menggunakan Koran yang sudah dibentuk menjadi obor. Ingat!! Keempat ujung Koran berbentuk bantal tersebut harus dibakar secara bersamaan. Apakah yang akan terjadi??
7.      Binsalabin jadi apa, prok..prok..prok..!!! ternyata Korannya terbang… tapi ko jadi hangus ya?? Kenapa bisa begitu??
Penjelasan:
Prinsip kerja Koran api terbang tadi mirip seperti prinsip kerja pada balon terbang/balon udara, yaitu konveksi. Setelah ujung Koran berbentuk bantal tadi dibakar, maka akan timbul tekanan panas pada Koran tersebut. Dan karena pada Koran tersebut dibentuk menjadi mempunyai ruang, maka tekana panas tersebut akan memasuki ruangan tersebut dan mendorong Koran tersebut keatas, sehingga Koran bantal tadi akan terbang keatas. Namun Koran tersebut nantinya akan hangus karena dampak dari api yang membakar Koran bantal tersebut. Karena Koran terbuat dari kertas, yaitu bahan yang mudah terbakar, maka lama kelamaan Koran tadi akan terbakar dan hangus menjadi abu.
Begitu adik-adik penjelasannya. Semoga percobaan tadi bermanfaat bagi kita semua..

Add caption

Add caption

Add caption

Thursday, January 12, 2012

Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan

Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten. 

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global. 

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”



dikutip dari : http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Masalah%20Pendidikan%20di%20Indonesia&nomorurut_artikel=364